Nagajuang (HayuaraNet) – Irigasi rusak atau tersumbat di kawasan Kecamatan Hutabargot, Kecamatan Panyabungan Utara, dan Kecamatan Nagajuang, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) dalam beberapa tahun terakhir berpotensi menyebabkan sekitar 2.885 hektare sawah gagal tanam.
Hal itu terungkap disampaikan Wakil Bupati Atika Azmi Utammi Nasution didampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan Ahmad Meinul Lubis, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Taufik Zulhandra Ritonga, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Ir. Elpi Yanti Harahap, dan Kepala Bidang Tanaman Pangan pada Dinas Pertanian Juli Hidayah usai meninjau lahan pertanian di tiga kecamatan tersebut pada Selasa, 8 Juli 2025.
“Kami mmenerima keluhan masyarakat tentang kekeringan yang memengaruhi lahan-lahan pertanian. Kami cek dan memang sudah menemukan masalahnya, ada yang kewenangan pemkab, ada yang bukan kewenangan pemkab, dalam hal ini BWS,” kata dia.
Wabup menjelaskan untuk permasalahan yang merupakan wewenang Pemkab Madina dalam waktu dekat akan ditindaklanjuti. “Yang bukan kewenangan pemkab, kami akan koordinasi,” ujar Atika.
Dengan perkiraan luas sawah terdampak mencapai 2.885 ha, jelas Atika, maka estimasi produktivitas padi yang terancam gagal panen sekitar 28.850 ton. “Kalau per hektare itu lima ton dan dalam satu tahun dua kali tanam,” sebut peraih dua rekor MURI ini.
Dia menegaskan Pemkab Madina tidak ingin ada musim tanam yang gagal. Untuk itu, pihaknya terus berkoordinasi dengan BWS, termasuk mengajukan surat permohonan. “Di Panyabungan Utara dan Nagajuang permasalahannya merupakan irigasi yang kewenangannya di BWS dan insyaallah Agustus mulai bekerja,” ungkap dia.
Atika mengungkapkan peninjauan hari ini beserta laporan dari masyarakat dan kelompok tani akan disampaikan kepada BWS dengan harapan bisa mendesak atau mempercepat perbaikan jaringan irigasi. (RSL)