Budaya Membaca Buku di Perpustakaan Ditelan Kecanduan Gawai

Panyabungan (HayuaraNet) – Budaya siswa atau santri membaca buku di perpustakaan saat ini sudah tak terlihat lagi karena telah ditelan kecanduan gawai. Akibatnya, kemampuan literasi dan minat belajar menurun.

Hal itu terungkap saat Bupati Mandailing Natal (Madina) H. Saipullah Nasution menghadiri penamatan pertama santri Pondok Pesantren Tahfizul Quran Zahriyah Bariah Zulkarnaen di Desa Salambue, Kecamatan Panyabungan, pada Rabu 14 Mei 2025.

Kurangnya minat membaca itu, jelas dia, berbanding lurus dengan hasil survei yang menyatakan tingkat literasi masyarakat di Sumatera Utara cenderung menurun. Saipullah menilai Salah satu penyebabnya adalah kemajuan teknologi yang tidak dibarengi dengan kecerdasan pengguna.

“Bahkan anak-anak lebih senang sekarang main gadget, untuk mempelajari sesuatu pun sudah malas. Berdasarkan survei yang dilakukan tingkat literasi masyarakat di Sumut juga mulai turun karena niat membaca buku sudah berkurang,” ungkap dia.

Meski demikian, ketua DPP Ikatan Keluarga Nasution (Ikanas) ini menilai saat ini para siswa maupun santri membutuhkan keberadaan teknologi sebagai sarana informasi dan komunikasi. “Dunia pendidikan saat ini tidak bisa lagi lepas dari teknologi informasi,” sebut dia.

Tak hanya itu, Saipullah juga menyinggung peredaran narkoba yang menurutnya sudah pada tahap memprihatinkan dan mencemaskan. Sebab, sasarannya bukan lagi sekadar orang dewasa, tetapi juga anak-anak remaja usia sekolah.

“Kalau ini sampai masuk ke kelas-kelas sekolah, maka sungguh sangat berat kita untuk mengatasinya,” sebut Saipullah.

Menyikapi kondisi ini, bupati menyatakan akan mengadakan rapat bersama Forkopimda terkait penanganan narkotika ini.

“Secara khusus pada hari Jumat, saya akan memimpin rapat koordinasi dengan pihak-pihak terkait yang melibatkan Polres, Dandim, Kajari, serta unsur pemerintah daerah,” tegas bekan kepala Kanwi Bea Cukai Jawa Barat ini.

Bupati juga mengajak seluruh elemen pendidikan, khususnya lembaga berbasis keagamaan seperti pondok pesantren, untuk berperan aktif dalam mengedukasi dan mengingatkan generasi muda akan bahaya narkoba.

Saipullah mengingatkan bahwa jika peredaran narkoba dibiarkan meluas di lingkungan masyarakat, maka bukan tidak mungkin daerah akan mengalami loss generation.

“Kita bisa mengalami kekosongan kepemimpinan, karena generasi yang ada rusak akibat narkotika,” pungkas pensiunan ASN pada Kementerian Keuangan ini. (RSL)

Mungkin Anda Menyukai