Jakarta (HayuaraNet) – Rian Ernest, politisi muda yang malang melintang adu gagasan selama kampanye Pilpres 2019 lalu menilai Partai Golkar sebagai partai yang demokratis dan tidak bergantung kepada satu tokoh. Hal itu pula yang mejadi alasan dirinya bergabung dengan partai pimpinan Airlangga Hartarto itu.
“Partai yang jelas-jelas sangat demokratis, tidak bergantung pada satu sosok tertentu,” kata Ernest saat silaturahmi dengan pengurus DPD Golkar DKI Jakarta, Selasa (31/1).
Rian mengungkapkan, kader Golkar memiliki kesempatan yang sama selama punya kemauan dan kompetensi kerja yang baik.
Alumni Indonesia Mengajar periode 2011-2012 dan menjadi guru kelas 5 SD atas 28 murid di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT), menilai Partai Golkar sebagai partai besar dan berpengalaman. “Itu alasannya lainnya. Bisa disebut Golkar adalah Indonesia mini,” ujarnya.
Pria yang mengaku terinspirasi dari keputusan Ridwan Kamil masuk Golkar melihat kader-kader partai yang berdiri tahun 1964 ini diisi oleh aktivis, politisi, teknokrat, akademisi, dan pengusaha.
Pria yang pernah berkarier sebagai konsultan hukum ini enggan menjadi kutu loncat. Maka dari itu, dia pun memutuskan untuk menjadikan Golkar seng partai terakhir yang dipilihnya sampai akhir hayatnya.
“Menurut saya ini Indonesia dan ini adalah partai kedua dan terakhir bagi saya,” ucap mantan politisi PSI ini.
Setelah resmi bergabung dengan Golkar, Ernest didapuk menjadi ketua Biro Pemuda DPD Golkar DKI Jakarta.
Dalam acara silaturahmi tersebut, terlihat para pengurus partai beringin memadati halaman kantor Golkar di Jalan Pegangsaan, Jakarta Pusat.
“Kita berkumpul dan sama-sama bersilaturahmi dalam rangka tentu saja memperkenalkan satu pengurus Golkar DKI Jakarta, Ketua biro Pemuda yang baru, yaitu Rian Ernest,” kata Ketua DPD Golkar DKI Ahmad Zaki. (RSL)