Mengenal Lebih Dekat Indah Annisa, Milenial Pimpinan di Legislatif Madina

Indah Annisa. Perempuan milenial yang telah dicalonkan sebagai pimpinan legislatif Kabupaten Mandailing Natal (Madina). Perempuan kelahiran Tamiang, Kecamatan Kotanopan ini bukan sekadar terpilih jadi anggota DPRD periode 2024-2029, tapi menjadi representasi milenial dan perempuan. Dua hal yang masih jarang di kancah politik, terlebih di Bumi Gordang Sambilan.

Nama Indah sempat jadi buah bibir setelah berhasil meraup 7.021 suara sah. Itu menempatkan dara manis yang pada 26 Oktober mendatang baru genap berusia 28 tahun sebagai peraih suara terbanyak di Pileg Madina 2024. Dia pun digadang-gadang sebagai salah satu unsur pimpinan di legislatif.

Sebagai pendatang baru, Annisa memiliki alasan tersendiri menceburkan diri ke ranah politik praktis. Gadis yang terinspirasi dari perjalanan politik Dr. Ir. Hetiifah Sjaifudian, M.P.P ini punya impian bisa memberikan pengaruh pada kebijakan pemerintah yang inklusif terhadap anak muda. Dia juga ingin menjadi saluran aspirasi bagi masyarakat, utamanya di bidang infrastruktur, kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan.

Inspirasi utama alumni SMA Negeri 1 Matauli Pandan ini adalah sang ayah, H. Aswin Parinduri. Baginya, ketua DPD Partai Golkar itu adalah mentor dalam menentukan langkah dan keputusan politik. Prinsip ayahnya tak hanya menjadi panduan bagi Indah Annisa, tapi juga memberikan pengaruh besar dalam cara memandang politik. “Ayah memberikan inspirasi dan panduan berdasarkan pengalaman atau prinsip yang beliau junjung tinggi,” katanya yang diwawancarai pada Rabu 16 Oktober 2024.

Capaian luar biasa Indah Annisa di kancah politik meskipun pendatang baru ternyata bukan ujug-ujug. Sejak kampanye, lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara ini telah menunjukkan kemampuan manajemen yang baik. Dia mengedepankan pendekatan langsung atau door to door.

Konsep itu menurutnya cukup efisien. Sebab, dengan berbicara secara personal memberikan ruang untuk dapat mendengarkan keluhan, cerita, dan aspirasi. Indah juga membuka ruang diskusi dengan calon pemilih. Pengalaman ini turut menempa dirinya lebih paham arti kerja sama tim. “Saya juga memaksimalkan jaringan keluarga dalam penyebarluasan pesan kampanye,” sebut Indah.

Lulusan Pascasarjana USU ini menceritakan masa-masa kampanye telah membentuk dirinya menjadi lebih tangguh. Dinamika dan situasi tak terduga dalam mengeksekusi rencana kampanye telah memberikan pelajaran berharga bagi Indah, termasuk memaksimalkan potensi. Dia menyadari, tim yang solid dan kerja sama yang baik punya peran penting mengantarkan dirinya menjadi salah satu dari 40 anggota legislatif terpilih di Madina.

Perempuan bergelar Magister Manajemen ini pun sadar usia, gender, dan pengalaman politik yang masih hijau akan menjadi tantangan baginya di gedung wakil rakyat. Anggapan anak ingusan bukan tak mungkin akan dilekatkan pada Indah. Alih-alih memikirkan stigma itu, dia lebih memilih mengedepankan kualitas. Langkah ini dia yakini akan menghapus cap itu seiring berjalannya waktu.

Dia mengungkapkan ada enam langkah yang akan ditunjukkan bahwa anak muda masuk politik bukan tanpa bekal mumpuni. Pertama, mengedepankan kualitas dan kompetensi. Ini akan menunjukkan bahwa meskipun masih muda, dia memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang cukup untuk berkontribusi dalam politik.

“Dengan mempersiapkan diri secara matang, baik melalui pendidikan maupun pengalaman praktis, dapat mengubah pandangan skeptis menjadi pengakuan terhadap kemampuan,” tambah politisi Partai Golkar ini.

Kedua, Indah akan memilih fokus pada aspirasi dan visi. Ini juga sebagai penekanan bahwa keterlibatan dalam politik adalah tentang memperjuangkan aspirasi dan kepentingan masyarakat, bukan hanya tentang usia. Dengan berbicara visi dan misi yang jelas, Indah meyakini bahwa niat dan dedikasi lebih penting daripada usia.

Ketiga, membangun jaringan dan dukungan. Langkah ini, kata lulusan Golkar Institut, bisa dilakukan melalui kolaborasi dengan para pemimpin dan senior yang menghargai pandangan maupun kontribusi anak muda.

“Dukungan dari tokoh berpengaruh dalam politik dapat meningkatkan kredibilitas dan membuka pintu untuk dialog yang lebih konstruktif,” tambahnya.

Keempat, menunjukkan komitmen dan kerja keras. Baginya, hal itu adalah pembuktian bahwa umur bukanlah penghalang untuk membuat perbedaan. Kelima, menghadapi kritik dengan bijak. Dia mengamini bahwa kritik akan melekat pada dirinya sebagai pejabat publik. Maka dari itu, dia menilai sikap yang positif dan terbuka terhadap kritik bisa mengubah pandangan negatif menjadi kesempatan untuk menunjukkan kematangan dan keberanian.

Keenam, menginspirasi kaum muda lainnya. Dalam pandangannya, dengan tetap fokus pada tujuan dan berusaha untuk memecahkan masalah nyata akan mengatasi stigma “anak ingusan” dan membuktikan bahwa keterlibatan anak muda dalam politik bukan hanya mungkin, tetapi juga sangat diperlukan.

Indah telah melalui tahap pertama dalam karier politiknya. Untuk lima tahun ke depan, dia punya tanggung jawab. Bukan hanya untuk dirinya sendiri dan konstituen. Namun, juga tanggung jawab sebagai unsur pimpinan di legislatif. Tentu, ada aspirasi yang akan diperjuangkan politisi milenial ini.

Hal itu akan diungkap pada bagian kedua tulisan ini. (RSL)

Foto: Indah Annisa foto bersama Hetifah Sjaifudian/koleksi pribadi Indah Annisa.

Mungkin Anda Menyukai