Penanganan Stunting Jadi Sorotan, Komisi IV Tinjau Lapangan

Panyabungan (HayuaraNet) – Penanganan stunting di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut, dalam beberapa waktu ke belakang menjadi sorotan, terlebih setelah Muhammad Erkhan (10 bulan) dinyatakan meninggal dunia diduga karena kekurangan gizi kronis. Atas hal itu, Komisi IV DPRD Madina disebutkan telah turun ke lapangan untuk mengumpulkan bukti berupa data dan fakta.

Ketua Komisi IV Nisad Sidik Nasution membenarkan komisi yang dipimpinnya pada pekan lalu telah mengunjungi beberapa kecamatan dan akan dilanjutkan pada pekan ini. “Minggu lalu ada empat kecamatan, hari ini kami masih turun ke lapangan,” katanya yang dihubungi, Senin (16/10).

Ketua PAN Madina menjelaskan, latar belakang tinjauan lapangan ini adalah transparansi penggunaan anggaran dan penanganan stunting di Madina. “Ya. Ini masalah stunting,” jelasnya.

Terkait hasil temuan di lapangan, Nisad memastikan timnya telah mengumpulkan beberapa bukti dan dokumen. “Kalau saat ini belum bisa kami bagi. Sabar, ya. Selesai dulu kunjungan lapangan ini,” terangnya.

Lebih lanjut, Nisad memastikan pihaknya akan menggelar rapat dengar pendapat (RDP) secara terbuka agar penanganan stunting bisa diketahui masyarakat luas secara rinci. “Ya. Nanti akan ada RDP lagi,” tegasnya.

Sebelumnya, Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Madina menyebut hati nurani pejabat yang punya wewenang dalam penanganan tengkes (stunting) di daerah ini telah mati.

Hal itu mereka sampaikan saat melakukan unjuk rasa terkait penanganan stunting di Madina yang mereka nilai carut marut. Aksi demo berlangsung di depan Kantor Bupati Madina, Kompleks Perkantoran Payaloting, Desa Pambangunan, Panyabungan, Rabu (11/10).

“Kami berduka cita atas matinya hati nurani pejabat di Madina. Innalilahi wa innailaihi rajiun,” ucap mahasiswa serentak.

Dalam tuntutannya, mahasiswa meminta Bupati H. M. Jafar Sukhairi Nasution atau Wakil Bupati Atika Azmi untuk hadir secara langsung memberikan penjelasan. Mereka dengan tegas menolak penjelasan dari Sekretaris Daerah Alamulhaq Daulay.

“Kami tidak mau tahu soal perjalanan dinas, kami akan menunggu di sini bupati atau wakil bupati menjawab aspirasi kami, ini soal penanganan stunting,” kata koordinator BEM se-Madina Khoirul Amri Rambe, melansir MohgaNews.

Tak hanya meminta penjelasan penanganan stunting, mahasiswa juga dengan tegas meminta bupati maupun wakil bupati meladeni debat dengan mereka terkait hal itu. “Kami datang hanya untuk membawa aspirasi masyarakat,” kata Amri.

Amri menekankan, kedatangan mahasiswa saat itu tanpa kepentingan lain, selain kepentingan masyarakat dan kejelasan penanganan stunting di Bumi Gordang Sambilan. (RSL)

Mungkin Anda Menyukai