Panyabungan (HayuaraNet) – Tak banyak sanggar kesenian atau sastra yang eksis di Kabupaten Mandailing Natal (Madina). Salah satunya adalah Sanggar Samisara yang dikelola Drs. Askolani Nasution dan kawan-kawan. Maka, tak mengherankan perhatian dan kepedulian pemerintah tak terlalu terlihat untuk sanggar atau komunitas serupa.
Meski demikian, Askolani tak patah arang. Dengan niat teguh untuk menjaga budaya dan sastra serta mengenalkannya kepada khayalak, sanggar ini pun bergerak pelan, tapi pasti. Banyak sudah karya dan penghargaan yang mereka terima. Tahun ini, Samisara kembali mendapat apresiasi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Apresiasi itu dibuktikan dengan penetapan Sanggar Samisara sebagai salah satu penerima bantuan Bidang Kebahasaan dan Kesastraan dari Badan Bahasa, Kemendikbudristek, tahun 2024. Untuk wilayah Sumatera Utara hanya dua yang menerima, satu lainnya adalah Komunitas Katakata dari kota Medan.
Hal itu diketahui dari postingan Askolani pada akun Facebook miliknya. “Alhamdulillah, sanggar Samisara yang kami kelola ditetapkan sebagai penerima bantuan bidang Kebahasaan dan Kesastraan dari Badan Bahasa, Kemendikbud tahun ini,” tulisnya, Selasa (11/06).
Selain penetapan penerima bantuan, Kemendikbudristek juga memberikan penghargaan untuk beberapa kategori. Salah satunya adalah Penghargaan 50 Tahun Berkarya. Mereka yang menerima merupakan sastrawan dan budayawan yang malang melintang seperti Ahmad Tohari, Jose Rizal Manua, Kurnia Efendi. M. Shoim Anwar, Saut Poltak Tambunan, Seno Gumira Adjidarma, Sutardji Calzoum Bachri, Harris Effendi Tahar, Gustf, Putu Wijaya, Taufiq Ismail, dan Goenawan Mohamad.
Sementara dari Sumatera Utara yang menerima penghargaan serupa ada empat orang, yakni Sulaiman Sambas, Shafwan Hadi Umry, Idris Pasaribu, dan Jaya Arjuna.
Bantuan yang diterima Sanggar Samisara itu pun melengkapi capaian Askolani. Tahun dia menerima penghargaan dari Kemendikbudristek kategori Bahasa dan Sastra. Dia satu-satunya yang terpilih dari Sumatera Utara. Sebelumnya, Askolani telah beberapa kali mendapatkan penghargaan dari berbagai lembaga.
Drs. Askolani Nasution memang lebih dikenal sebagai budayawan atau penulis dibandingkan sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara). Padahal pria lulusan IKIP Padang ini sedang menjabat sebagai Koordinator Wilayah Siabu pada Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal (Madina).
Askolani yang dihubungi, Selasa (11/06) siang, mengatakan akan menggelar beberapa kegiatan dari bantuan tersebut, yakni lomba penulisan cerpen berbahasa Mandailing untuk SMA, lomba ungut-ungut atau ende tingkat mahasiswa dan umum, serta pementasan drama.
“Puncak kegiatan direncanakan pada bulan Agustus ini,” katanya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan untuk lomba cerpen diawali dengan pelatihan menulis cerpen berbahasa Mandailing untuk 18 sekolah di Madina. 15 naskah terbaik akan diterbitkan.
“Untuk lomba ungut-ungut diawali dengan pelatihan membuat ungut-ungut untuk mahasiswa dan umum. Pemenang lomba ungut-ungut ditampilkan bersamaan dengan pementasan drama,” lanjutnya.
Sanggar Samisara berdiri tahun 2017. Semenjak berdiri, sanggar ini telah menampilkan berbagai drama dan pementasan. Niat awal pendirian sanggar ini adalah komitmen untuk menggali khazanah budaya Mandailing Natal. (RSL)