Tambangan (HayuaraNet) – Air minum dan kebutuhan lain masyarakat Desa Pastap Julu, Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), yang bersumber dari Aek Rura di hulu desa rentan tercemar karena terbuka dan digunakan untuk pengairan sawah.
Hal itu disampaikan Kepala Desa Bahagia Lubis kepada wartawan, Minggu (14/07). Dia menilai kesehatan air tersebut kurang terjamin, terutama pada masa pemupukan tanaman padi.
“Kalau masa pemupukan pasti pestisida itu akan mengalir ke air. Jadinya bukan cuma padi yang dipupuk, masyarakat pun ikut,” katanya.
Aliran air yang terbuka dan rentan tercemar ini, lajut Bahagia, kalau tidak diperhatikan secara serius berpotensi menyebabkan masyarakat terserang penyakit.
“Karena air yang dikonsumsi masyarakat tidak bersih bakal jadi mudah terserang penyakit, salah satunya diare,” sebut kades.
Hal lain yang menjadi kekhawatiran kades adalah pengaruhnya terhadap anak-anak. “Apa mungkin ini juga penyebab anak-anak jadi stunting kalau air yang dikonsumsi secara terus-menerus seperti ini,” ujarnya.
Untuk itu, dia pun berharap kepada Pemkab Madina untuk memperhatikan hal ini, baik melalui pembangunan SPAM ataupun pipanisasi.
“Harapannya program SPAM yang ada di beberapa desa di Madina salah satunya ke desa kami inilah. Kalau enggak, bisa juga pipanisasi,” harapnya.
Dia meyakini, dengan dilakukannya pipanisasi sampai ke rumah-rumah warga akan meminimalisasi masyarakat mengonsumsi air sungai yang tercemar atau terkontaminasi pupuk. (RSL)