Tambangan (HayuaraNet) – Mangaraja Safaat, pekebun dan pebisnis manggis asal Desa Rao-Rao Panjaringan, Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), pada panen tahun ini rutin mengekspor buah yang dikenal sebagai mutiara belantara ini ke China melalui PT Yuenannn Fresh.
Mangaraja yang diwawancarai di gudang sortir miliknya, Desa Tambangan Jae, pada Selasa, 21 Januari 2025 mengatakan, dalam satu hari dia bisa mengumpulkan 15 ton manggis untuk dikirim ke Jakarta dan seterusnya diekspor ke China.
Dia setiap hari rutin belanja manggis ke beberapa pengepul di kecamatan tersebut agar kuota pengiriman terpenuhi. “Kerja sama dengan perusahaan sudah baik. Jadi, ada tanggung jawab memenuhi kuota pengiriman,” sebut dia.
Pria yang menggeluti bisnis ini sejak 1990-an mengaku panen buah seperti sekarang memberikan dampak positif bagi masyarakat. Dia sendiri mempekerjakan sekitar 30-40 orang per hari. “Upah pekerja Rp70 ribu per hari ditambah uang makan,” katanya.
Untuk harga, kata Mangaraja Safaat, cenderung fluktuatif sesuai dengan ketetapan perusahan. “Kadang naik kadang turun, ini seperti main saham,” ujar pemilik kebun Manggis Berkah ini.
Dalam dua hari ini, lanjut dia, terjadi penurunan harga dari sebelumnya Rp25 ribu per kilogram menjadi Rp21 ribu. “Itu untuk sortiran super, kalau falcon dan super 2 di kisaran Rp10 ribu, BS atau bekas sortiran saya beli Rp3.000 per kilo,” tuturnya.
Meskipun rutin mengekspor buah yang dikenal memiliki rasa manis ini, Mangaraja membeberkan beberapa kendala yang dihadapi, termasuk kurangnya penyuluhan dari instansi terkait. “Padahal, Tambangan ini potensial sebagai sentra buah manggis dan durian,” ujarnya.
Untuk itu, dia pun berharap Pemkab Madina rutin melakukan penyuluhan sehingga hasil panen petani lebih maksimal. “Jadi, maunya biar super semuanya. Belum lagi cuaca yang tidak menentu berpengaruh pada kemulusan kulit buah,” pungkas dia.
Pantauan di lokasi, puluhan perempuan memilah dan memilih buah manggis sesuai dengan standarnya. Buah tersebut dimasukkan ke dalam keranjang untuk seterusnya dilakukan penyortiran lebih lanjut. (RSL)
