Tambangan (HayuaraNet) – Judi online akan menguntungkan bandar, sementara pelaku hanya akan merugikan diri sendiri dan keluarga. Untuk itu, setiap penjudi online di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) sudah seharusnya berhenti.
Demikian disampaikan Wakil Bupati Atika Azmi Utammi Nasution saat menyampaikan arahan dalam acara pembukaan Festival Permainan Leluhur dan Pemberian Makanan Tambahan kepada Anak dan Balita se-Kecamatan Tambangan di Desa Muara Mais, Kecamatan Tambangan, Madina, Kamis (06/06).
Atika menyebutkan, para pelaku judi online ini hanya kebagian kemenangan kecil sementara kekalahan bisa bebera kali lipat dari yang didapatkan. “Dapat 100 ribu, hilang 200 ribu, menang 300 ribu, kalah 500 ribu,” katanya.
Tak hanya kalah secara materi, Atika menjelaskan para pelaku judi online juga kalah dalam banyak hal. “Misalnya uang cuma 100 ribu dibuat modal judi dan kalah. Akhirnya, uang yang seharusnya bisa buat keluarga itu lenyap. Hanya itu yang dipunya, itu pula yang akhirnya kalah,” jelasnya.
Dia menerangkan, Pemkab Madina tidak bisa mengecek setiap ponsel masyarakat untuk memastikan siapa pelaku judi online. “Yang bisa menghentikan itu hanya diri sendiri. Hapus scatter dari ponsel kita,” terangnya.
Atika menyebutkan, bukan hanya anak-anak, orang dewasa pun perlu membatasi diri dari penggunaan ponsel atau gadget yang berlebihan karena hampir semua masih pemakai bukan pemanfaat.
Orang nomor dua di Pemkab Madina itu pun mengajak masyarakat agar mulai berubah dari sekadar pemakai gadget menjadi pemanfaat. “Mulailah menjadi pemanfaat teknologi bukan sekadar pemakai,” tutupnya.
Untuk diketahui, acara festival ini merupakan upaya pemerintah kecamatan dan pemerintah desa di Kecamatan Tambangan membatasi anak-anak menggunakan gadget. Di sisi lain, pengenalan beragam permainan leluhur ini untuk mendorong tumbuh kembang anak, baik secar fisik maupun emosi. (RSL)