Saipullah-Atika Harus Pacu Pertumbuhan Ekonomi Madina

Panyabungan (HayuaraNet) – Pasangan bupati dan wakil bupati Mandailing Natal (Madina) H. Saipullah Nasution-Atika Azmi Utammi Nasution harus memacu pertumbuhan ekonomi kabupaten ini setelah pada masa akhir periode Sukhairi-Atika turun atau hanya mencapai 4,83 persen.

Hal itu disampaikan pemerhati ekonomi Irwan Hamdani Daulay kepada media ini pada Sabtu, 17 Mei 2025. Angka itu, jelas Irwan, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) sebagaimana tercantum dalam Madina dalam Angka.

Irwan memaparkan, angka tertinggi pertumbuhan ekonomi pada masa pemerintahan era terdahu adalah sebagai berikut:

  1. H. Amru Helmy Daulay mencapai 13,06 persen pada 2010,
  2. Dahlan Hasan-HM Jafar Sukhairi Nasution mencapai 6,49 persen pada 2014, dan
  3. HM Jafar Sukhairi Nasution-Atika Azmi Utammi Nasution tertinggi terjadi pada 2023 di angka 4,93 persen.

Dia pun melihat Saipullah-Atika menghadapi tantangan besar untuk menaikkan angka pertumbuhan ekonomi agar setidaknya bisa melampaui capaian Dahlan-Sukhairi atau 8 persen di akhir periode sesuai dengan target pemerintah pusat. Terlebih di tengah kondisi perekonomian nasional yang belum stabil.

“Namun, jika pasangan ini benar-benar fokus mendorong pertumbuhan ekonomi dengan mengoptimalkan seluruh potensi daerah, target tersebut bukan hal mustahil,” kata dia.

Irwan Daulay menuturkan, Madina memiliki sejumlah keunggulan yang bisa dioptimalkan untuk mencapai angka pertumbuhan yang baik. Antara lain, sektor kehutanan yang potensial untuk pengembangan perhutanan sosial, sektor kelautan yang dapat ditingkatkan melalui produksi tangkap dan budidaya, dan Proyek Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batahan untuk mendorong industrialisasi yang sempat tertunda di era sebelumnya.

“Peningkatan konektivitas antarpusat pengembangan di Madina juga perlu menjadi prioritas. Integrasi sektor pertanian, perkebunan, perikanan, pertambangan/energi, dan pariwisata,” terang dia.

Hal itu, tambah Irwan, dapat diperkuat dengan memanfaatkan keberadaan Bandar Udara Jenderal Besar AH Nasution sebagai pusat konektivitas (hub) dan KEK Batahan sebagai pusat pengolahan (refinery) dan ekspor.

Langkah mendesak lain yang harus diambil Saipullah-Atika adalah peremajaan kebun karet rakyat seluas 10.000 hektare yang telah memasuki usia tua. “Sektor ini menjadi tulang punggung hidup masyarakat Madina, selain pertanian padi dan sawit,” tambah Irwan.

Dia pun menyarankan pasangan Saipullah-Atika agar segera membuka dan menganalisa data terkini untuk menyusun kajian teknokratis kondisi makro-ekonomi Madina. Kemudian, menetapkan skala prioritas pembangunan lima tahun ke depan yang akan diimplementasikan melalui APBD, program investasi, dan proyeksi konsumsi rumah tangga.

“Kajian mendalam ini menjadi kunci penyusunan strategi berbasis data guna memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” pungkas Irwan Daulay. (rls)

Mungkin Anda Menyukai