Panyabungan (HayuaraNet) – Akibat pemberitaan penjualan BBM subsidi di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) kepada konsumen pakai jeriken di SPBU 15229022, Kecamatan Linggabayu, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), wartawan TVRI dan StArtNews Agus Salim Hasibuan menerima teror dari warga diduga bernama Pian.
Teror dalam bentuk pesan teks dan pesan suara melalui aplikasi WhatsApp itu terjadi pada Sabtu (10/08). Pian, warga Aek Garinggaring, Desa Dalan Lidang, Linggabayu mengatakan warga yang biasanya membeli BBM Pertalite menggunakan jeriken akan mendatangi rumah Agus Hasibuan di Kecamatan Panyabungan.
Menurut Pian, warga akan mendatangi rumah wartawan itu menggunakan 30 mobil. Namun, dia tidak memberitahu kapan waktunya warga tersebut akan datang ke Panyabungan. Pian sendiri mengaku tidak ikut dengan rombongan.
“Inda di boto Abang pastina, mangatur rencana Dope alai, au inda jau ikut campur I dik. Jdi dek,,, hati2 dek…” tulis Pian dalam pesannya berbahasa Mandailing yang artinya kira-kira “Abang tidak tahu pastinya (waktu warga akan datang), mereka masih mengatur rencana, saya tidak mau ikut campur. Jadi, Dek, hati-hati”.
Pian juga mengirimkan pesan suara yang mengaku bahwa mereka punya orang dalam di Polres Madina.
Baca Juga: Lurah Simpanggambir Keluarkan “Surat Sakti” Pembelian BBM Subsidi Pakai Jeriken
Menurut pengakuan salah seorang pedagang BBM eceran, manajer SPBU 15229022 Linggabayu diduga terlibat dalam rencana pengerahan massa ke rumah wartawan Agus Salim Hasibuan.
Mendapat pesan intimidasi itu, Agus merasa keselamatan dirinya dan keluarganya terancam. Sebagai wartawan, Agus mengaku menjalankan tugas sesuai dengan Kode Etik Jurnalistik Wartwan Indonesia terkait pemberitaan dugaan SPBU 15229022 Linggabayu yang menjual BBM jenis Pertalite ke konsumen pakai jeriken dengan harga melebihi HET.
“Semua berita yang ditulis sesuai kode etik. Selain mendapat data dari konsumen biasa, saya juga konfirmasi ke pengelola SPBU dan Lurah Simpanggambir,” kata Agus.
Lantaran merasa keselamatannya dan keluarganya terancam, Agus melaporkan intimidasi itu kepada Kasi Humas Polres Madina Ipda Bagus Seto.
Agus juga meminta Kapolda Sumut Irjen Pol. Whisnu Hermawan Febrianto turun tangan untuk membongkar dugaan penyelewengan BBM bersubsidi di Madina, khususnya di wilayah pantai barat.
“Saya tidak takut. Kasus teror dan kekerasan terhadap wartawan seperti di Tanah Karo tidak boleh terulang lagi,” jelas Agus.
Mendapat laporan tersebut, Bagus Seto mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Polsek Linggabayu. Bagus menegaskan polisi akan memproses hukum siapapun yang melakukan tindak pidana, termasuk intimidasi dan persekusi terhadap wartawan. (RSL)