Kementan Targetkan Pompanisasi 3.000 Hektare Sawah Tadah Hujan di Madina

Siabu (HayuaraNet) – Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia menargetkan pompanisasi 3.000 hektare sawah tadah hujan di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut. Ini merupakan bagian dari program Perluasan Areal Tanam (PAT) pada kementerian tersebut.

Hal itu disampaikan Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian pada Kementan Ali Jamil kepada wartawan di sela-sela peninjauan sawah tadah hujan di Desa Lumban Dolok, Kecamatan Siabu, Madina, Sabtu (13/07).

“Arahan bapak menteri, tentu oleh presiden, program utama hari ini adalah Peningkatan Indeks Penanaman Padi pada Lahan Tadah Hujan Melalui Pompanisasi,” kata Jamil didampingi Wakil Bupati Madina Atika Azmi Utammi Nasution, kabid pada Dinas Pertanian Sumut Heru, dan Kadis Pertanian Madina Siar Nasution.

Jamil menerangkan, pompanisasi telah diluncurkan secara resmi oleh Presiden Joko Widodo dan sudah berjalan di beberapa titik. “Sudah disampel, sudah dilihat, dan sudah disaksikan Bapak Presiden,” ujar lulusan program doktoral pada University of the Philippines ini.

Dia mengingatkan kepada pemerintah daerah yang telah menerima pompa agar segera difungsikan sehingga waktu tanam sebelum akhir September 2024 dapat terlaksana.

Untuk Madina, jelas Jamil, ada 200 pompa yang diajukan, tapi baru 13 yang terealisasi. Dia pun menyampaikan agar pemkab tidak segan-segan menambah jumlah yang diajukan sepanjang di wilayah persawahan tadah hujan ada air permukaan.

“Segera diusulkan pompanya biar segera diairi sawah tadah hujannya,” jelas penerima Satyalancana Karya Satya XX oleh presiden RI tahun 2020 ini.

Dia mengungkapkan, tujuan dari program ini adalah agar petani di sawah tadah hujan bisa menanam pada musim kemarau sehingga indeks penanaman bisa naik minimal 100 persen.

Wakil Bupati Madina Atika Azmi Utammi (Dua dari Kanan) Menyambut Kunjungan Dirjen PSP Kementan Ali Jamil (Dua dari Kiri) dan Berdiskusi Pelaksanaan Program PAT di Bumi Gordang Sambilan (Roy SL).

Wabup Atika mengatakan Pemkab Madina menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah pusat yang telah menetapkan daerah ini sebagai salah satu titik pelaksanaan program PAT.

Atika mengaku pemerintah daerah telah menyiapkan data yang dibutuhkan dan untuk alat yang diterima akan segera difungsikan.

“Bantuan-bantuan sudah di sini, tentu pemkab harus take action langsung di lapangan, bagaimana perputaran waktu ini harus dibarengi tidak hanya laporan, tapi juga tentu ada yang harus dinilai,” terang lulusan UNSW Australia ini.

Program ini, tambah Atika, tidak berfokus pada laporan pemerintah daerah, tapi pada manfaat yang bisa langsung dirasakan masyarakat. “Yang harapannya dapat meningkatkan produksi pertanian, yang pada akhirnya untuk kesejahteraan petani itu sendiri,” tambah peraih dua rekor MURI ini.

Untuk pelaksanaan program ini, Pemkab Madina akan berkoordinasi dengan TNI, dalam hal ini Kodim 0212, sebagai eksekutor program.

Kadis Pertanian Madina Siar Nasution membenarkan sudah ada 13 pompa yang diterima dinas yang dia pimpin. “Memang sudah dipasang, tapi ini sumber airnya belum dapat,” katanya.

Dia mengungkapkan pihaknya masih mencari sumber air untuk kawasan sawah tadah hujan di Desa Lumban Dolok, Siabu. “Yang jelas kami pasang di tempat yang kekurangan air,” tutupnya.

Dirjen PSP, wakil bupati, dan rombongan yang terdiri dari pejabat di Dinas Pertanian Sumut dan Distan Madina, serta penyuluh melakukan kunjungan ke dua tempat. Pertama, lokasi sawah tadah hujan di Desa Lumban Dolok. Kemudian, optimasi lahan rawa di Saba Rodang.

Patut diketahui, program PAT memiliki tiga turunan program yang saling berkaitan, yakni optimasi lahan rawa, pompanisasi sawah tadah hujan, dan penanaman bibit Padi Gogo. (RSL)

Mungkin Anda Menyukai